Sumber: Salah satu karya Banksy yang agak berbeda daripada karya muralnya yang lain berjudul Paint-Pot Angel, salah satu koleksi Museum Bristol (sumber: bristolmuseums.org.uk)
PhD Life Hack
Penulis:
Rizal Hari Magnadi, PhD Student in Management, Adam Smith Business School, University of Glasgow
Menikmati kota tempat studi di Inggris dapat menjadi salah satu sarana penting bagi mahasiswa doktoral Indonesia untuk menjaga kesehatan mental dan well-being. Seperti pepatah tak kenal maka tak sayang, kita perlu mengenali kota tersebut terlebih dahulu untuk dapat menikmatinya. Kali ini, saya akan mengulas kota Bristol. Bristol adalah salah satu kota di bagian selatan UK dan England yang terlebih dahulu saya kenal sebagai pusat musik Triphop, yang kebetulan juga diwakili oleh tiga raksasanya; Massive Attack, Portishead, dan Tricky. Triphop merupakan ramuan musik yang terdiri dari fusi atas genre jazz, soul, funk, rap, bahkan dub. Beberapa menyebut musik ini dengan downtempo. Tidak jarang sample (potongan audio) dari film juga diselipkan, sehingga nuansa sinematik terkadang terasa diantara musiknya.
Sedikit berselancar di alam maya, didapati kalau kota Bristol dilalui atau separuhnya dikelilingi sungai Avon. Sejarah industri juga begitu kental khususnya kereta, kapal, dan jembatan. Belakangan kota ini menjadi pusat dari industri kreatif yang diantaranya diwakili oleh figur kontroversial di dunia seni rupa luar ruang khususnya grafiti yaitu Banksy. Rumor jika Banksy tinggal di Bristol cukup kencang karena beberapa karya cukup sering muncul termasuk pagelaran pameran tunggal. Bristol juga dikenal memiliki pergerakan literatur cukup kuat, diantaranya melalui penulis yang lama tinggal di Bristol (beliau kelahiran York) yaitu Helen Dunmore, yang meninggal pada tahun 2017 yang lalu. Puisi Helen Dunmore banyak merespon posisi manusia di dunia di antara makhluk hidup lain yang menyertainya (seperti tumbuhan, buah, bunga), manusia-alam (nature) dan ruang tipis manusia dan sisi religiusitasnya.
Bristol, khususnya Bristol Museum & Art Gallery juga merupakan rumah dari salah satu karya pelukis dan pematung Abstract dan Surrealism kebanggaan UK, Barbara Hepworth. Karya tersebut berjudul the Hands, yang merupakan satu dari seri Hospital Drawings dari Barbara. Bristol Museum & Art Gallery juga memiliki beberapa koleksi dari berbagai era seni lukis dunia dari British Portraiture, landscape, French Art, dan Pre-Raphaelite Brotherhood.
Gambar: lukisan berjudul the Hands dari Barbara Hepworth (sumber: artuk.org)
Dalam dunia seni rupa khususnya lukis, dikenal sebuah kelompok informal yaitu Bristol School yang berdiri dan berkembang di awal abad ke-19. Lukisan landscape menjadi hasil karya utama dari anggota kelompok ini yang dipimpin oleh Edward Bird dan didukung oleh Francis Danby. Beberapa ahli menggolongkan era dimana Bristol School berkembang sebagai bagian dari periode Romantik di dunia lukis. Jika Bird dikenal pada spesialisasi di lukisan sejarah khususnya adegan perang, Danby lebih dikenal dengan lukisan landscape-nya yang berukuran besar. Meski sebagian besar anggota dari Bristol School merasa mendapatkan energi pertemuan dan eksplorasinya di Bristol, tetapi mereka tidak berasal (lahir dan memulai karir) di Bristol dan bahkan kemudian akan meneruskan karir dan meninggal di luar Bristol. Anggota-anggota lain dari Bristol School termasuk Edward Villiers Rippingille, Nathan Cooper Branwhite, John King, dan George Cumberland.
Selain kontribusi Bristol School ke pencapaian seni lukis UK dan dunia, Bristol juga dikenal menjadi inspirasi dan tempat tinggal dari beberapa penulis seperti Robert Southey, dengan puisi berjudul The Complaints of the Poors, dan penulis yang lebih kontemporer meskipun secara menyedihkan sudah meninggal dunia karena kanker, yaitu Helen Dunmore. Setelah meninggal dunia, kumpulan karya puisinya diterbitkan, berjudul Inside the Wave. Beberapa karya terbaik beliau diantaranya adalah novel A Spell of Winter yang terbit pada 1996 dan telah memenangkan the Women’s Prize for Fiction, kemudia debut yang terbit pada 1993 dan memenangkan the 1994 McKitterick Prize, kemudian the Siege yang terbit pada 2001 dan memenangkan the Whitbread Prize pada 2001. The Siege juga menjadi nominasi penerima the Orange Prize pada 2002.
Gambar: Alm. Helen Dunmore dan salah satu novel terbaiknya, A Spell of Winter (sumber: womenprizeforfiction.co.uk, helendunmore.com)
Ada beberapa landmark di Bristol yang dikenal masyarakatnya dan juga pengunjung kota ini, diantaranya adalah Clifton Suspension Bridge dan Cabot Tower. Clifton Bridge berlokasi disekitar Avon Gorge dan melintasi sungai Avon. Avon Gorge sendiri cukup menarik karena kisah mitologi yang beredar, meskipun tentu saja penjelasan geologi sudah menjelaskan mengapa bukit sebagai bendungan ini terbentuk. Menurut mitologi jaman Medieval, ada dua raksasa yang membangun tebing sebagai bendungan ini yaitu Goram dan Vincent. Karena Goram tertidur (ada dua versi tertidur dan mabuk), maka kepalanya terputus karena terkena kapak Vincent. Belakangan dibuatlah patung kepala Goram dan diletakkan di Ashton Court. Kembali ke Clifton Bridge, banyak orang akan menemukan gambar atau fotonya di berbagai kartu pos, promosi tentang kota Bristol, dan berbagai situs Internet sebagai landmark utama. Clifton Bridge dibuka untuk umum sejak tahun 1864, sedangkan peresmian dimulainya pembangunan sejak 1831.
Gambar: salah satu foto yang menangkap suasana Clifton Suspension Bridge (sumber: visitbristol.co.uk)
Landmark lain yang juga dikenal masyarakat adalah Cabot Tower. Menara ini dibangun untuk mengenal John Cabot, seseorang yang dikenal berlayar dari Bristol menuju suatu tempat yang akhirnya menjadi Kanada. Menara ini dibangun 1890, tahun perayaan ke-400 dari pelayaran John Cabot ke Kanada. Lokasi dari Cabot Tower ini juga menjadi favorit masyarakat Bristol dan pengunjung, yaitu di area taman publik Brandon Hill yang lokasinya cukup dekat dengan pusat kota Bristol. Dengan mengenali keindahan kota Bristol melalui tulisan ini, saya mengharapkan para mahasiswa doktoral Indonesia di Inggris dapat menjadikan kota Bristol sebagai salah satu kota untuk dikunjungi. Selamat menikmati Bristol!
Reference:
- helendunmore.com
- artuk.org
- bristolmuseums.org.uk
- bristol.gov.uk
- cliftonbridge.org.uk
- visitbristol.co.uk
*) Artikel ini merupakan aset pengetahuan organisasi Doctrine UK dengan nomor registrasi DOCTRINE UK Artikel No. 2022-10-7-PLH.